Awas, Berita “Hoax” di Facebook Catut Nama Situs Berita Resmi

Word on keyboard

PALUGADANEWS.COM — Hoax alias berita palsu banyak beredar di Facebook. Pengguna pun kerap kali tertipu dan membantu penyebarannya di media sosial tersebut.

Untuk memberi kesan bahwa informasi di dalamnya benar-benar kredibel, pembuat berita palsu bisa mencantumkan nama sumber terpercaya di preview artikel yang dibagikan lewat Facebook.

Dari pengamatan pada Minggu (11/12/2016), misalnya,  seorang pengguna Facebook membagikan artikel mengenai Gubernur DKI Jakara non-aktif Basuki Tjahaja Purnama.

Judul dan lead pada preview artikel dimaksud mengesankan bahwa Basuki yang biasa disapa Ahok itu melakukan suatu perbuatan yang belum pernah terjadi.

Di bagian bawah tertera nama website “Kompas.com”. Padahal, ketika di-klik, pengguna malah dibawa ke situs lain yang bukan Kompas.com. Informasi yang terdapat di situs lain itupun diragukan kebenarannya.

Pencatutan nama sumber berita resmi dalam artikel hoax ini disoroti oleh pengguna Facebook lain. Melalui sebuah posting yang dimaksudkan sebagai sindiran, dia membagikan “artikel” mengenai presiden AS terpilih Donald Trump.

Nama sebuah portal berita besar lain tercantum di bawah judul dan lead. Seperti sebelumnya, begitu di-klik, posting ternyata membawa pengguna ke laman web lain. Di dalamnya ada sebuah pesan.

Ketika pengguna ingin membagikan artikel dengan cara copy-paste tautan sebuah situs ke posting di Facebook, akan ditampilkan sebuah preview berisi judul, deskripsi dan foto artikel.

Elemen-elemen seperti judul, deskripsi, dan gambar artikel memang bisa diganti dengan menyunting script posting artikel bersangkutan di Facebook.

Berita palsu di Facebook menjadi sorotan internasional setelah dituding ikut berkontribusi tehadap kemenangan presiden terpilih AS, Donald Trump, pada pemilu AS, November lalu.

Di Indonesia, berita palsu semakin banyak bertebaran di Facebook menjelang pemilihan kepala daerah secara serentak pada 2017 mendatang.

Selain sebagai sarana menggiring opini publik untuk kepentingan pihak tertentu, berita palsu juga digunakan oleh penyebarnya untuk mencari uang dengan mengalihkan trafik ke situs yang dipasangi iklan.

Pihak Facebook telah berjanji bakal memerangi peredaran berita palsu di jejaring sosialnya.  Bersama raksasa internet lain seperti Google dan Twitter, perusahaan tersebut juga menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk melaporkan posting yang mengandung hoax.

Namun, pada akhirnya semua berpulang pada diri masing-masing pengguna internet. Supaya tidak termakan hoax atau membantu penyebarannya, jangan langsung percaya dengan informasi yang dilihat di media sosial.

Sumber: Kompas