PTBA Incar Proyek Listrik di Myanmar dan Vietnam

PT BUKIT ASAM

PALUGADANEWS.COM, JAKARTA — PT Bukit Asam mulai tahun depan berencana melakukan ekspansi di kawasan Asia Tenggara. Perusahaan batubara milik negara ini membidik tiga proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Myanmar.

“Saat ini kita tengah melakukan negosiasi serius dengan perusahaan BUMN listrik Myanmar,” terang Sekretaris Perusahan PT Bukit Asam, Adib Ubaidillah, seperti dilansir dari kontan.co.id, Senin (19/12/2016).

Menurut Adib, kapasitas PLTU yang dijajaki di Myanmar cukup besar, mencapai 1.000 megawatt (MW). Jika setiap 1 MW dibutuhkan investasi sekitar US$ 1,2 juta, mak nilai investasi proyek tersebut bisa mencapai US$ 1,2 miliar.

BERITA PILIHAN REDAKSI:

Lantaran masih banyak ketidakpastian di negara tersebut, PTBA memilih tidak langsung membidik porsi mayoritas. Guna meminimalisir risiko, PTBA lebih mengandalkan kerjasama dengan perusahaan listrik milik pemerintah Myanmar.

Diharapkan dengan mengambil proyek di PLTU Myanmar, PTBA bisa mendorong pasokan batubara ke negara tersebut. Kepastian soal proyek-proyek tersebut  ditargetkan pada tahun 2017 mendatang, sehingga proses konstruksi bisa dilakukan dalam dua tahun ke depan.

Selain dengan Myanmar, PTBA juga menjajaki kerjasama dengan Vietnam. Namun, model bisnisnya sedikit berbeda. Kemungkinan besar, PTBA hanya akan melakukan penyertaan saham di anak usaha BUMN listrik milik Vietnam.

“Kalau di Vietnam kemungkinan masuk sebagai ekuitas saja. Jadi proyeknya tetap dari mereka, nanti batubaranya dari PTBA. Tetapi yang di Vietnam masih penjajakan,” ujar Adib.

Rencana ekspansi regional ini dilakukan untuk memaksimalkan produksi batubara perseroan dalam jangka panjang. Adib mengatakan, penjualan ke beberapa negara kawasan regional memang terlihat mulai meningkat. Belum lama ini, kata dia, sudah ada kesepakatan pasokan batubara ke Vietnam 1,5 juta ton untuk tahun 2018.

PTBA optimistis tahun depan meraih produksi 28 juta ton batubara, naik dari proyeksi tahun ini yang sekitar 25,75 juta ton. Perseroaan juga menyiapkan belanja modal sebesar Rp 5,8 triliun, termasuk dana akuisisi tambang batubara di Kalimantan sebesar US$ 100 juta.