Tidak Mampu Sewa Ambulans, Aspin Pangku Tas Berisi Jenazah Bayinya dalam Bus

(Foto: Ilustrasi).

PALUGADANEWS.COM, BENGKULU — Peristiwa memilukan ini terjadi di Kabupaten Kaur, Bengkulu, awal April 2017 lalu. Karena tidak mampu menyewa ambulans, Aspin Ekwandi terpaksa menyembuyikan jenazah anaknya di dalam tas.

Dengan cara itu, dia bisa naik kendaraan umum membawa jenazah anaknya tanpa diketahui penumpang dan sopir angkutan.

Peristiwa ini terjadi ketika istri Aspin, Sri Sulismi pada 5 April 2017 lalu melahirkan anak keempatnya yang divonis mengalami kelainan paru dan jantung, sehingga harus dilakukan operasi sesar di RSUD Kabupaten Kaur menggunakan pembayaran BPJS.

Keesokan harinya bayi tersebut harus dirujuk ke RSUD M Yunus Kota Bengkulu untuk mendapatkan perawatan intesif.

“Bayi kami sempat dirawat satu malam, masuk UGD kemudian dipindahkan ke ruang anak untuk penanganan bayi prematur, lalu tanggal 7 April bayi kami meninggal dunia. Saat bayi dirujuk, istri saya tidak dibawa ke RSUD M Yunus karena harus mendapatkan perawatan di RSUD Kaur,” cerita Aspin.

Saat hendak membawa jenazah bayi menuju kampung halamannya, Aspin bersama kerabat yang mendampinginya menanyakan biaya sewa ambulans ke manajemen rumah sakit. Pihak rumah sakit menjelaskan bahwa biaya sewa ambulan sebesar Rp 3,2 juta.

“Saya coba tawar, tapi tegas mereka katakan tidak bisa kurang,” kenang Aspin. Aspin tak memiliki uang cukup dan panik bercampur sedih.

Aspin mencari jalan keluar agar jenazah bayinya bisa dibawa pulang dan dimakamkan. Aspin akhirnya memasukkan jasad anaknya ke dalam tas pakaian dan pulang ke kampung halamannya menggunakan mobil kendaraan umum.

Dalam perjalanan pulang, Aspin sempat diminta sopir untuk menyimpan tas ke bagasi, namun ditolaknya dengan alasan tas tersebut berisi kue untuk acara pernikahan kerabatnya.

Selama lima jam Aspin memangku tas pakaian yang berisi jenazah buah hatinya. Ia harus menahan air mata dan kepedihan agar pengemudi angkutan umum tak mengetahui bahwa tas yang ia pangku adalah sesosok jenazah bayi mungil.

“Saya ingin menangis, namun saya sadar jika tak mampu menahan, maka sopir akan tahu kalau dalam tas yang saya pangku adalah jenazah bayi. Saya tidak dapat menyewa ambulans karena harganya mahal,” ungkap Aspin.

Sumber kompas.com