Wartawan Muara Enim Gelar Aksi Kecam Pernyataan Kapolres Way Kanan

Puluhan wartawan yang bertugas di Kabupaten Muara Enim menggelar aksi solidaritas dan mengecam pernyataan Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul Gunawan yang dianggap menghina profesi wartawan.

PALUGADANEWS. COM, MUARA ENIM –Puluhan wartawan yang bertugas di Kabupaten Muara Enim menggelar aksi solidaritas dan mengecam pernyataan Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul Gunawan kepada dua wartawan Dedy Tarnando dari Radar TV dan Dian Firasta  dari Tabikpun.com.

Aksi tersebut digelar di Mapolres Muara Enim itu disambut langsung oleh Kapolres Muara Enim AKBP Leo Andi Gunawan di aula Polres Muara Enim, Selasa (29/8).


Berita Lain:


Ketua PWI Kabupaten Muara Enim Andi Chandra menyayangkan pernyataan bernada menghina dan ucapan kotor yang dilontarkan Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan.

“Kami sangat mengecam sekali atas ucapan Kapolres Waykanan ini,” tegasnya.

Mereka meminta Kapolri mencopot Kapolres Way Kanan tersebut dari jabatannya. Ini adalah cerminan seorang Kapolres yang arogan dan suka menebar kebencian.

“Melalui aksi solidaritas ini kami meminta kepada Kapolri untuk mencopot Kapolres Waykanan ini,” tegasnya.

Sementara itu Kapolres Muara Enim AKBP Leo Andi Gunawan menyambut niat aksi solidaritas puluhan wartawan ini. Dia mengatakan tidak bisa mengomentari ucapan Kapolres Way Kanan, karena tidak tahu persis kejadian disana.

Dikatakan dia, pastinya kejadian di Way Kanan akan menjadi pelajaran bagi jajaran Polres Muara Enim.

“Saya mengimbau kepada teman-teman wartawan apabila ada tutur kata anggota Polres Muara Enim yang kurang baik untuk cepat dikonsultasikan agar tidak ada kesalahpahaman sehingga sinergeritas antara anggota Polres Muara Enim dan awak media di bumi Serasan Sekundang ini tetap terjalin dengan baik,” jelas Leo.

Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan memperoleh kecaman dari berbagai organisasi profesi wartawan atas pernyataannya terhadap dua wartawan Dedy Tarnando dari Radar TV dan Dian Firasta dari tabikpun.com yang dianggap melecehkan profesi wartawan.

Budi diduga melarang keduanya melakukan liputan aksi massa pendukung dan penolak angkutan batu bara di Kampung Negeribaru, Minggu (27/8) lalu.

Kedua wartawan tersebut hanya diizinkan Budi untuk merekam suaranya. Dia mengaku trauma dengan tindakan wartawan yang pernah menyebarkan videonya di media sosial sehingga menimbulkan beragam reaksi dari warganet.

Berdasarkan pengakuan Dedy dan Dian, Budi mengeluarkan pernyataan yang bernada melecehkan profesi wartawan.

“Bagi gua satu wartawan jelek, jelek semua. Terus terang aja gua udah gak butuh sama wartawan, apalagi koran-koran Lampung kelas cacingan. Elo mau tulis kayak apa terserah. Udah gak ada yang baca koran, udah tutup semua koran-koran itu,” ujar Budi.