Direlokasi, Pedagang Sayur Pasar Muara Enim Mengaku Sepi Pembeli

Pedagang sayur di eks SMKN 1 Muara Enim.

PALUGADANEWS.COM, MUARA ENIM — Pedagang sayur di eks SMKN 1 Muara Enim, mengeluh sepinya pembeli sejak dipindahkan Februari 2019 lalu. Para pedagang sayur yang berjualan di lokasi tersebut merupakan pedagang yang setiap pagi berjualan di bahu jalan.

Pantauan di lapangan, Rabu (10/4/2019) sekitar pukul 10:00 WIB kondisi pasar sudah lengang, tidak banyak aktivitas pembeli. Beberapa lapak pedagang bahkan tampak kosong.

Baca Juga:

Salah seorang pedagang sayur Robiatun mengatakan, lapak-lapak yang kosong tersebut karena ditinggal pulang pedagang.

“Namun karena ada kesepakatan dengan Sat Pol PP, jam 06:30 WIB kita harus sudah berada di lokasi eks SMEA / SMKN 1 Muara Enim ini. Tapi karena disini sepi pembeli, mereka memilih untuk langsung pulang dan tidak berjualan disini,” ujarnya.

Menurut dia, sepinya pembeli di lokasi itu membuat dagangannya busuk dan tidak laku sehingga merugi. Pendapatan tersebut jauh dari saat ia masih berjualan di bahu jalan.

Dirinya menuding, sepinya pembeli di lokasi tersebut karena masih ada pedagang sayur yang masih jualan di bahu jalan.

“Saya harap ada ketegasan, kalau memang boleh berjualan di luar, ya di luar semua. Atau dibatasi batas jam 7:00 WIB tidak ada lagi yang jualan di luar, harus disini semua,” ungkapnya.

Senada diungkapkan Julia (38), dia juga mengeluhkan pedagang yang tidak tertib dan masih berjualan di bahu jalan. Menurutnya, aparat harus bertindak tegas dengan tidak membedakan baik pedagang sayur maupun pedagang buah.

“Kalau memang tertib, dari pagi sampai siang jangan ada lagi pedagang jualan di luar baik penjual sayur maupun penjual buah. Karena jika ada penjual di luar pasti pembeli disini sepi,” katanya.

Para pedagang juga mengeluhkan sempitnya akses jalan sehingga becak yang biasa digunakan untuk mengangkut bahan dagangan tidak bisa masuk.

Selain itu, jika hujan genangan air di lokasi tersebut bisa mencapai lutut orang dewasa. Keberadaan kotak sampah di dekat pintu masuk area pasar turut dikeluhkan pedagang, karena mengeluarkan bau tak sedap yang mengganggu kenyamanan pembeli dan pedagang.

Seorang pedagang lainnya, Supriyanti mengungkapkan, saat masih berjualan di bahu jalan dari jam 03:00 -07:00 WIB dirinya sudah bisa memberikan setoran pada pemasok sayur. Namun saat ini seharian berjualan setoran untuk pemasok sayur kadang tidak cukup.

“Karena tidak laku, sayur yang kami jual jual busuk dan layu. Dari pada busuk saja jadi kami berikan kepada orang, kadang ada yang dibuang,” ujarnya.

Pedagang lainnya Mis (42), juga mengeluhkan dirinya sering membuang sayur dagangannya karena sudah dalam kondisi layu dan busuk. “Tiap hari buang sayur busuk karena disini memang sepi yang membeli. Kalau jualan di luar kami ribut terus dengan Sat Pol PP,” keluhnya.

“Kami harus mengadu kemana dek? Ngadu ke Kepala Pasar tidak ditanggapi, Ngadu ke Bupati juga tidak ditanggapi,” ratapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Muara Enim Juarsah saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penertiban pedagang yang membuka lapak di bahu jalan.

Aturan untuk hal ini, kata Juarsah, sudah jelas dan pihaknya tidak akan tebang pilih dalam upaya penertiban tersebut. Juarsah menegaskan semua pedagang mendapatkan perlakuan sama, dan tidak pilih kasih.

“Kalaupun masih ada kami akan tegur pengelola pasarnya. Saya akan kembali turun ke lapangan untuk memastikan tidak ada lagi pedagang yang berjualan di bahu jalan sehingga pasar bisa berjalan normal dan merata,” kata Juarsah melalui pesan WhatsApp.

Upaya penertiban tersebut, lanjut Juarsah dilakukan demi kenyamanan dan kerapian pasar Muara Enim yang tentu berdampak baik kepada pedagang maupun pembeli.

“Harapan semua pihak Pasar Muara Enim menjadi bersih, rapi dan indah yang gunanya juga untuk masyarakat kita. Selain itu ini juga bentuk komitmen kita terhadap kebersihan. Insya Allah Piala Adipura selalu dapat kita pertahankan setiap tahunnya,” pungkas Juarsah.