PALUGADANEWS.com, MUARA ENIM – Sungai Lubai di Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, kini menjadi destinasi wisata baru di daerah itu.
Untuk menuju lokasi, dari Muara Enim ke Kecamatan Lubai sekitar sekitar 102 kilometer. Sementara dari kota Kecamatan Lubai menuju Badas Kemarau hanya 500 meter.
Tidak ada angkutan umum seperti mobil ke sana. Namun, para pemuda yang tergabung dalam “Pemuda Peduli Badas Kemarau” menyediakan ojek dari jalan raya menuju lokasi dengan tarif Rp10.000.
Baca Juga:
- Menyusuri Air Terjun Di Muara Enim yang Masih Alami
- Serunya Jelajah Kebun Strawberry Petik Sendiri di Desa Segamit, Semende
- Curup Lemutu Terima SK Pengelolaan Hutan Kawasan
- Air Terjun Bedegung Ramai Dikunjungi Wisatawan
Badas Kemarau baru sekitar sebulan ini ramai dikunjungi masyarakat. Kawasan obyek wisata ini dikelilingi hutan. Air yang mengalir di sungai ini tidak seluruhnya rata. Air mengalir tertahan batu setinggi setengah meter membentuk air terjun kecil.
Karena inilah, sebagian masyarakat menganggap sungai ini sebagai badas (air yang mengalir deras). Namun, secara keseluruhan tempat ini bukan bukan air terjun tapi sungai.
Jika berkunjung ke sana, akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 1.000, sedangkan biaya parkir Rp 2.000. Untuk para pengungung yang membawa mobil, pengelola akan mengantar pengunjung dari tempat parkir mobil menuju lokasi wisata. Sayangnya, belum banyak fasilitas publik seperti toilet dan mushala untuk tempat beribadah.
Salah anggota Pemuda Peduli Badas Kemarau, Kevin Irvan Arlanda mengatakan, dia dan beberapa rekannya menggelola tempat ini secara swadaya sejak 1 bulan yang lalu.
“Kami para pemuda peduli mengelola tempat ini dengan swadaya. Pengelolah dilakukan sekitar 1 bulan dihitung dari proses bersih-bersih lokasi, pembuatan fasilitas dan kita promosikan di media sosial,” kata Kevin kepada Palugadanewscom, Rabu (10/7/2019).
Menurut Kevin, pengunjung sudah banyak yang datang baik dari Kecamatan Lubai maupun dari luar. Dirinya berharap pemerintah dapat membantu pengembangan lokasi wisata Badas Kemarau sehingga menjadi aset bagi daerahnya.
“Harapan kami pemerintah bisa membantu untuk meningkatkan fasilitas dan wahana di wisata Badas Kemarau ini, karena selama ini kami mengelolanya dengan uang pribadi dan mengelolah uang dari parkiran pengunjung,” harap dia.